Domain Name System (DNS) merupakan suatu metode untuk meng-konversikan (mengubah) Ip Address (numerik) suatu komputer ke dalam suatu nama domain (alphabetic) dan sebaliknya. Dengan Adanya Domain maka akan memudahkan kita dalam mengingat komputer tersebut. Misalnya, Komputer memiliki alamat Ip Address 202.81.50.26, namun pada umumnya, orang tidak akan mudah mengingat alamat Ip dalam bentuk numerik tersebut. Dengan adanya DNS Server, maka dapat mengakses halaman situs dari server Debian tersebut hanya dengan mengakses nama Domain-nya (tkjskagata.sch.id), tanpa mengingat Ip Address dari komputer tersebut.
Installasi
Banyak sekali aplikasi DNS-Server pada Linux akan tetapi yang biasa dipakai dalam membuat DNS-Server adalah Bind9 ( Berkeley Internet Name Domain versi 9) .
Bind9 ( Berkeley Internet Name Domain versi 9) adalah salah satu aplikasi linux yang sangat populer sebagai DNS Server dan hampir semua distro linux menggunakanya dan konfigurasinya mudah dipahami bagi seorang pemula.
Kobfigurasi DNS-ServerBanyak sekali aplikasi DNS-Server pada Linux akan tetapi yang biasa dipakai dalam membuat DNS-Server adalah Bind9 ( Berkeley Internet Name Domain versi 9) .
Bind9 ( Berkeley Internet Name Domain versi 9) adalah salah satu aplikasi linux yang sangat populer sebagai DNS Server dan hampir semua distro linux menggunakanya dan konfigurasinya mudah dipahami bagi seorang pemula.
a. Membuat Zone Domain (/etc/bind/named.conf.local)
Bagian ini adalah yang terpenting, dimana kita akan menentukan nama untuk Domain dari server Debian kita nantinya. Kita boleh membuat Zone Domain menggunakan Tld (Top Level Domain) hanya pada jaringan local (There’s no Internet Connection). Karena sudah ada organisasi yang khusus mengatur domain Tld tersebut, contohnya di Indonesia adalah Pandi.
Edit dan tambahkan konfigurasi untuk forward dan reverse, pada file named.conf atau bisa juga pada file named.conf . Kemudian tambahkan script di bawah ini.
root@debian:~# nano /etc/bind/named.conf.local
kemudian save konfigurasi dengan cara menekan CTRL +X --> Y untuk menyimpannya.
b. file forwardForward berfungsi untuk konversi dari DNS(Domain name system) ke Ip Address. Misalnya ketika kita ketik www.tkjskagata.sch.id melalui Web Browser, maka akan muncul website dari web- server Debian.
Buat file konfigurasi untuk file forward dari DNS tersebut. Karna konfigurasinya cukup banyak, kita tinggal copykan saja file default yang sudah ada dengan cara :
root@debian:~# cd /etc/bind
root@debian:~# cp db.local /var/cache/bind/db.debian
root@debian:~# nano /var/cache/bind/db.debian
dan konfigurasi seperti berikut :
Keterangan :
pada saat konfigurasi dns-server ini saya menggunakan 4 buah server yang terdiri dari ( dns-server (192.168.10.3),web-server + ftp server (192.168.10.6), database server (192.168.10.7) dan mail Server (192.168.10.8). dan sebuah router dengan sistem operasi ubuntu server 11.04.
apabila server dan router dijadikan satu (satu server saja ) alamat ip cukup satu saja sebagai contoh (dns-server.webserver,ftp,dll) hanya pada satu server saja maka :
konfigurasi seperti berikut :
$ TTL 604800
@ IN SOA tkjskagata.sch.id. root.tkjskagata.sch.id. (
2 ; Serial
604800 ; Refresh
86400 ; Retry
2419200 ; Expire
604800 ) ; Negative Cache TTL
;
@ IN NS tkjskagata.sch.id. ;tambahkan “titik” di akhir domain
@ IN A 192.168.10.1 ; alamat untuk dns-server
ns IN A 192.168.10.1
www IN A 192.168.10.1
ftp IN A 192.168.10.1
mail IN A 192.168.10.1
c. file reverse
Reverse berfungsi untuk konversi Ip Address ke DNS. Misalnya jika kita mengetikan Ip Address http://192.168.10.1 pada Web Browser, secara otomatis akan redirect ke alamat www.debian.edu. Bagian ini adalah opsional, jika kita tidak ingin mengkonfigurasi file reverse pun, juga boleh (^_^).
root@debian:~# cd /etc/bind
root@debian:~# cp db.127 /var/cache/bind/db.192
root@debian:~# nano /var/cache/bind/db.192
$ TTL 604800
@ IN SOA tkjskagata.sch.id. root.tkjskagata.sch.id. (
2 ; Serial
604800 ; Refresh
86400 ; Retry
2419200 ; Expire
604800 ) ; Negative Cache TTL
;
@ IN NS tkjskagata.sch.id. ;ingat “titik pada akhir dns”
3 IN PTR tkjskagata.sch.id. ;1 blok ip terakhir, dan dibalik
6 IN PTR www.tkjskagata.sch.id. ;1 blok ip terakhir, dan dibalik
6 IN PTR ftp.tkjskagata.sch.id. ;1 blok ip terakhir, dan dibalik
7 IN PTR database.tkjskagata.sch.id. ;1 blok ip terakhir, dan dibalik
8 IN PTR mail.tkjskagata.sch.id. ;1 blok ip terakhir, dan dibalik
Jangan Lupa simpan konfigurasi :D
Keterangan :
jika pada saat konfigurasi pada :
root@debian:~# nano /etc/bind/named.conf.local
penulisan zone pada zone 192 hanya ditulis satu blog saja contoh :
type master;
file "/var/cache/bind/db.192"; //lokasi file REVERSE, default di /var/cache/bind/
};
maka penulisan pada file reverse seperti berikut :
$ TTL 604800
@ IN SOA tkjskagata.sch.id. root.tkjskagata.sch.id. (
2 ; Serial
604800 ; Refresh
86400 ; Retry
2419200 ; Expire
604800 ) ; Negative Cache TTL
;
@ IN NS tkjskagata.sch.id. ;ingat “titik pada akhir dns”
3.10.168 IN PTR tkjskagata.sch.id. ;3 blok ip terakhir, dan dibalik
6.10.168 IN PTR www.tkjskagata.sch.id. ;3 blok ip terakhir, dan dibalik
6.10.168 IN PTR ftp.tkjskagata.sch.id. ;3 blok ip terakhir, dan dibalik
7.10.168 IN PTR database.tkjskagata.sch.id. ;3 blok ip terakhir, dan dibalik
8.10.168 IN PTR mail.tkjskagata.sch.id. ;3 blok ip terakhir, dan dibalik
Cat :
jika server hanya menggunakan satu PC samakan ip addressnya.
d. /etc/resolv.conf
Tambahkan dns dan nameserver dari server Debian tersebut pada file resolv.conf. Agar dapat diakses melalui computer localhost.
root@debian:~# nano /etc/resolv.conf
search tkjskagata.sch.id //dns yang dibuat
nameserver 192.168.10.3 //ip dns-servernya
Keterangan :
jika tidak ingin terus menambahkan dns dan nameserver ketika restart maka tambahkan saja konfigurasi ip addressnya sebagai berikut misal :
# This file describes the network interfaces available on your system
# and how to activate them. For more information, see interfaces(5).
# The loopback network interface
auto lo
iface lo inet loopback
# The primary network interface
#allow-hotplug eth0
auto eth0
iface eth0 inet static
address 192.168.10.1
netmask 255.255.255.0
gateway 192.168.10.1
network 192.168.10.0
broadcast 192.168.10.255
dns-search tkjskagata.sch.id
dns-nameserver 192.168.10.3
dan yang terakhir jangan lupa restart daemon dari bind9.
root@debian:~# /etc/init.d/bind9 restart
cat :
Bagi pemula awal, pada bagian ini sering sekali terjadi failed. Hal ini terjadi, karena Anda melakukan kesalahan pada satu file, yaitu file named.conf.
Periksa kembali script yang anda buat, dan sesuaikan seperti konfigurasi diatas.
Pengujian
Test apakah DNS Server tersebut berhasil atau tidak, dengan perintah nslookup dari computer Localhost ataupun dari computer client.
root@debian:~# nslookup 192.168.10.3
Server : 192.168.10.3
Address : 192.168.10.3#53
3.10.168.192.in-addr.arpa name = tkjskagata.sch.id.
6.10.168.192.in-addr.arpa name =www.tkjskagata.sch.id.
6.10.168.192.in-addr.arpa name =ftp.tkjskagata.sch.id.
7.10.168.192.in-addr.arpa name =database.tkjskagata.sch.id.
8.10.168.192.in-addr.arpa name =mail.tkjskagata.sch.id.
root@debian:~# nslookup tkjskagata.sch.id
Server : 192.168.10.3
Address : 192.168.10.3#53
Name : tkjskagata.sch.id
Catatan :
Jika muncul pesan seperti ini,
Server : 192.168.10.3
Address : 192.168.10.3#53
** server can't find debian.edu.debian.edu: SERVFAIL
Berarti masih terdapat script yang salah, periksa dimana file yang salah tersebut. Jika pesan error itu muncul ketika nslookup DNS, berarti kesalahan terletak antara file db.debian atau named.conf. Namun jika muncul ketika di nslookup IP, berarti kesalahan di file db.192 atau named.conf. Atau anda bisa menggunakan perintah dig untuk pengujian dari server localhost. root@debian:~# dig debian.edu
0 comments
Berkomentarlah dengan Bahasa yang Relevan dan Sopan.. #ThinkHIGH! ^_^